Total Tayangan Halaman

Selasa, 17 Mei 2011

Cold brew : kopi seduh dingin

Kalau kopi bisa diseduh dengan air panas, mengapa tidak dicoba dengan air suhu ruang ? Mungkin itu yang menjadi awal pemikiran para pencipta cold brew seperti Toddy, dan beberapa perusahaan pembuat alat ini seperti Filtron yang saya sedang tampilkan. Walaupun beberapa metode brewing memerlukan waktu yang cukup lama, tapi tidak akan pernah menyamai rekor durasi yang dibutuhkan oleh cold brew, 12 jam ! Setidaknya, itu yang direkomendasikan oleh pembuatnya demi untuk benar2 mengekstraksi kopi dari cara ini. Hasilnya, kopi yang begitu pekat dan ternyata punya cukup banyak penggemar, tidak di sini, tapi di Amerika sana. Cold Brew !
Alatnya terdiri dari sebuah kontainer plastik untuk brewing yang berkapasitas 1.5 liter dan beberapa aksesoris pelengkap seperti pada foto di atas antara lain filter kertas, decanter, filter pad, stopper (foto bawah). Sebenarnya kopi tidak di brew, tapi direndam (soak) yang akan berlangsung selama 12 jam.
Prosesnya tidak seribet seperti seperangkat alatnya yang kesemuanya terbuat dari material plastik, kecuali filter kertas dan pad yang dari serat katun. Langkah pertama adalah memilih grind size yang disarankan sama untuk french press, jadi sangat kasar. Rasio yang digunakan adalah 1 banding 3, satu bagian kopi untuk tiga bagian air, tentu saja bukan hal yang baku dan bisa dicoba untuk proporsi lainnya.
  • Selanjutnya sumbat kontainer karena kita tidak ingin air langsung mengalir ke bawah.
  • Pasang filter pad yang sebelumnya cukup dibasahi agar lembab di bagian dasar kontainer
  • Filtron dilengkapi dengan filter kertas, sebagai penyaring dan agar mudah untuk dibersihkan, tapi sayang cuma diberi dua.
  • Masukan kopi yang telah digiling sesusai dengan takaran, misalnya 500 gram untuk 1.5 liter air. Saya mengurangi jumlah kopi hanya 200 gram dengan air sejumlah 600ml.
  • Pasang tutupnya untuk dituangkan air yang telah ditakar. Di tengahnya terdapat lubang sangat kecil yang akan mengalirkan air sedikit demi sedikit ke bagian bawah. Sistem lain seperti Toddy, air langsung dituang ke dalam kopi tanpa proses dripping seperti Filtron.
  • Biarkan hingga 12 jam (boleh dicoba dengan variasi waktu yang lain) dalam suhu ruang.
  • Setelah selesai, buka penutup bagian bawahnya dan letakan di atas decanter. Kopi super pekat akan mengalir, tanpa terlihat adanya lemak.
  • Kalau rasanya terlalu intense atau pekat, tambahkan air, campur es, atau susu.
Rasa ? Untuk sementara boleh saya katakan, way too smooth, mengalir tanpa jeda melewati tenggorokan. Where’s the bitter bite ? Saya yang pertama mencoba metode seduh dengan air bersuhu ruangan atau cold brew ini sedang mencoba membandingkan rasanya antara metode seduh panas dan dingin dan penasaran koq beberapa flavor baru malah muncul justru pada cold brew. Manarik.
Cold brew adalah sebuah alternatif misalnya untuk membuat es kopi dan selalu mempunyai penggemar yang loyal di Amerika. Kalau Anda penasaran, sayangnya cold brew dari Filtron ini belum dijual di Indonesia, siapa tahu Hendri Kurniawan dari espresso1st berminat untuk memasarkannya jika memungkinkan. Untuk sementara, saya kembali ke mode lama dulu. Ada yang sudah mencoba dan ingin berbagi pengalaman ?










Selasa, 03 Mei 2011

Mitaca Cappucinatore

Saat saya membuat tulisan ini, seseorang melalui pesan singkatnya sedang berjuang untuk membuat espresso dengan mesin sistem lever yang menggunakan piston. Rasanya kontradiktif dengan mesin espresso Mitaca Cappucinatore yang baru saja saya bongkar dan langsung bisa menikmati hasinya walau mesin espresso komersial tentu bukan lawan seimbang alat  yang lucu ini. Terlepas dari kenyamanan menggunakan Mitaca, secara perlahan, namun pasti mesin kapsul mulai membentuk pasar tersendiri walau masih terbatas penggunaannya untuk kantor, villa, resort, kamar hotel, serta restoran. Dengan harga di bawah empat juta Mitaca ditujukan khusus bagi penggemar kopi Italia yang menginginkan kepraktisan dan kecepatan serta tanpa harus berinvestasi peralatan seperti grinder, tamper, dan lainnya.
Mitaca yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Illy memang bukan untuk keperluan komersial, tapi ditujukan untuk kelengkapan di kantor maupun individu. Walau Dari sisi harga, Mitaca lebih murah dibandingkan dengan Francis Francis X7, namun secara kinerja tidaklah jauh berbeda. Bila kapsul untuk mesin Francis dijual 10 ribu/kapsul, maka Mitaca cukup membanderol harga setengahnya yang dikemas dalam sachet vakum yang diisi dengan Nitrogen untuk menjaga freshness.
Menggunakan Mitaca sangatlah mudah karena memang didesain agar mesin ini bisa  beroperasi dalam waktu yang sangat singkat. Tinggal masukan air ke dalam kontainer plastik yang berkapasitas 1.5 liter dan sambungkan kabelnya ke listrik. Tunggu sekitar 2 menit dan Mitaca sudah siap digunakan dan tidak memerlukan portafilter seperti pada Francis X7.  Hanya membuka tutup bagian atas untuk mengakses slot kopi kapsul lalu tutup kembali dan tekan tombol brewing. Sistem kopi kapsul Mitaca akan memproses perintah dengan  memompa air panas dengan tekanan 18 bar untuk menghasilkan 30ml espresso.
Pada bagian steam, Mitaca memperlihatkan keunggulan dibandingkan dengan Francis karena lebih mudah digunakan. Saya menduga hasil steamnya  tidaklah terlalu halus, namun mesin ajaib ini mampu membuat microfoam yang sangat layak.
Intinya, bila Anda rela membelanjakan 5 ribu per gelas untuk kopi idaman dengan hasil yang selalu konsisten, Mitaca Cappucinatore bisa jadi teman yang sangat menyenangkan dan terbebas dari segala pernik aksesoris dan peralatan barista.